Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (U.S. Army) berencana menerapkan sistem rekrutmen unik. Calon tentara akan diuji ketangkasannya dalam bermain gim, terutama gim yang masuk kategori Esports,
Popularitas esports memang sudah mendunia. Tua, muda, laki, dan perempuan tak jadi batasan. Sebuah riset mengklaim sebanyak 450 juta orang di dunia ini sudah menjadi pasar atau penikmat Esports.
Latar belakang pekerjaan juga bukan penghalang buat siapapun untuk menjadi pemain atau sekadar penghobi esports. Tahun lalu misalnya, U.S. Army membuat proyek uji coba dengan mengerahkan 6500 tentara aktif dan cadangan untuk bergabung dengan Official Army Esports Team.
Dari ribuan peserta, hanya diambil 16 kandidat saja untuk masuk ke tim esports. Ini menunjukkan keseriusan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dalam terjun langsung meramaikan perkembangan esports di Negara Paman Sam tersebut.
Alasan dibentuknya Official Army Esports Team adalah untuk mencari calon tentara dari pelaku Esports. Karena esports tengah berkembang dan bisa diakses di mana saja, diharapkan banyak orang-orang, khususnya anak muda, yang tertarik bergabung menjadi tentara Amerika Serikat.
“Kami adalah tim gaming yang kompetitif, kami dipercaya sebagai bagian dari tim rekrutmen. Saya sudah menggilai World of Warcraft selama 15 tahun sampai bergabung dengan U.S. Army,” ujar Christopher Jones, sersan yang juga mengepalai tim Esports tentara Amerika Serikat.
“Pada dasarnya kami semua sama saja gamers, cuma pekerjaannya saja yang beda,” sambungnya bercanda.
Memiliki Game Equipment Canggih
di tahun 2019, U.S. Army membeli 18 kursi gaming tercanggih dengan perlengkapan dan peralatan game terbaru. Itu diharapkan mampu menambah pengalaman bermain gim Esports buat para tentara maupun calon tentara dalam proses rekrutmen.
Tahun ini, rencananya Angkatan Bersenjata Amerika Serikat juga akan membangun studio gaming yang lebih memadai, lengkap dengan segala kebutuhan gaming lainnya.