CEO Take-Two Menanggapi Tentang Masalah Mogok Kerja
Raden Erlangga – Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, SAG-AFTRA melanjutkan aksi mogok mereka. Mereka menuntut perlindungan bagi aktor-aktor pengisi suara dalam industri video game dari potensi dampak penggunaan AI. Mogok ini bertujuan untuk memaksa perusahaan-perusahaan game mencapai kesepakatan yang melindungi hak dan pekerjaan aktor di era teknologi yang semakin maju ini.
Dalam sebuah wawancara dengan IGN menjelang laporan keuangan kuartal terbaru Take-Two, CEO Strauss Zelnick ditanya mengenai kemungkinan dampak dari mogok ini terhadap bisnis perusahaan. Zelnick mengakui bahwa situasi ini memang tidak menguntungkan bagi industri, tetapi tetap optimis bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Ia menjelaskan:
“Kami sangat menghargai hubungan kami dengan para talent yang telah bekerja bersama kami. Sejarah menunjukkan bahwa kami telah berhasil membangun hubungan yang baik dengan semua serikat, termasuk SAG-AFTRA. Kami berkomitmen untuk terus bekerja keras demi menemukan solusi yang memuaskan semua pihak. Dari 25 proposal yang diajukan, kami sudah mencapai kesepakatan pada 24 di antaranya, jadi saya cukup yakin kita bisa menemukan jalan keluar yang tepat. Kami tentu berharap bisa segera menyelesaikan ini. Namun, meskipun aksi mogok ini berlanjut, kami tidak mengantisipasi dampak yang signifikan terhadap bisnis kami dalam jangka pendek. Tentu saja, jika mogok ini berlarut-larut, hal itu tidak akan menguntungkan bagi siapa pun”.
Kesepakatan Yang Belum Tercapai
Zelnick juga menyoroti bahwa dari 25 proposal yang sedang dibahas, hanya satu yang belum mencapai kesepakatan. Yaitu terkait penggunaan AI dalam menciptakan replika digital aktor di dalam game. Para anggota serikat menuntut agar perusahaan game transparan mengenai penggunaan AI tersebut. Serta meminta persetujuan dari aktor, dan memberikan kompensasi yang adil jika replika digital mereka digunakan.
SAG-AFTRA menuduh bahwa beberapa perusahaan game mencoba untuk mengecualikan kelompok aktor tertentu dari kesepakatan ini. Sedangkan serikat pekerja ingin memastikan perlindungan bagi semua jenis aktor—baik yang terlibat dalam pengisian suara, penangkapan gerakan, maupun ekspresi wajah. Dalam artikel lain, kami telah membahas bagaimana mogok ini dapat berdampak pada industri dan para gamer secara keseluruhan.
Walaupun beberapa aktor mungkin memilih untuk tidak bekerja pada proyek-proyek game selama mogok berlangsung, kemungkinan besar banyak game yang dijadwalkan rilis oleh Take-Two sudah menyelesaikan sebagian besar proses rekaman suara dan akting lainnya. Misalnya, GTA VI diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh situasi ini. Namun, jika mogok ini berlanjut untuk waktu yang lama dan mulai berdampak pada proyek-proyek yang baru ditandatangani atau yang belum menyelesaikan pekerjaan akting. Zelnick mengakui bahwa hal ini bisa menimbulkan masalah yang lebih besar.
Menurut kalian, bagaimana pandangan Zelnick tentang situasi ini? Apakah aksi mogok ini akan berakhir baik atau justru memperburuk keadaan?
Dan untuk berita seputar dunia game lainnya bisa kalian dapatkan di YouTube, Instagram dan situs Share Button.