Google Akui Gak Bisa Jalanin Cloud Gaming Sendiri
Google telah mematikan layanan Stadia beberapa bulan yang lalu, namun tidak sepenuhnya keluar dari industri game. Alih-alih mereka membangun platform mereka sendiri, dimana Google mengejar game live-service untuk memberikan dukungan dengan infrastruktur Cloud mereka, dan mengakui bahwa usaha mereka sebelumnya tidak dapat berjalan degnan sendirinya.
Berbicara kepada Axios, Director of Games Industry Solution dari Google Cloud, Jack Buser telah memberikan gambaran mengenai strategi game baru mereka. Alih-alih menghadirkan platform yang berhadapan langsung dengan para gamer, mereka mereka memaketkan layanan Cloud untuk para publisher game live-service. Buser mengatakan bahwa mereka masih “sangat berkomitmen untuk game,” namun masa depannya berbeda setelah Stadia.
“Pada saat itu, ketika kami harus membuat keputusan mengenai Stadia kami menyadari bahwa di Google Cloud, kami berada dalam kondisi terbaik ketika membantu orang lain membangun hal ini, tidak harus kami yang membangunnya sendiri,” ujar Buser kepada Axios.
Tidak Tawarkan Layanan Streaming
Ini merupakan sebuah posisi penting dimana Google sebagai pesaing dengan penyedia infrastruktur Cloud lainnya, seperti Amazon dan Microsoft, dan meninggalkan pengejarannya sebagai sebuah platform gaming. Google Cloud sendiri telah bekerja sama dengan sejumlah publisher dan developer seperti Niantic, Embracer Group, dan 2K. Layanan tersebut merupakan layanan yang sangat berbeda dengan yang ditawarkan oleh Stadia. Dimana layanan ini tidak menyediakan teknologi streaming Stadia.
”Kami tidak menawarkan opsi streaming, karena hal tersebut terikat dengan Stadia,” ujar Buser. Jadi, sayangnya, ketika kami memutuskan untuk tidak melanjutkan Stadia, penawaran seperti itu juga tidak dapat ditawarkan lagi.”
Opsi yang disebut oleh Buser adalah kesepakatan dengan AT&T dari tahun 2021 kemarin, dimana teknologi Stadia mentenagai streaming game provider wireless tersebut melalui browser mobile.
Akhir Layanan Cloud Streaming
Cerita dari Stadia sendiri akhirnya ditutup pada 18 Januari kemarin, dimana Google memberikan refund kepada para pemilik hardware tersebut, dan pembelian Google Play yang berhubungan dengan Stadia di tahun 2022.
Namun mereka juga tidak meninggalkan kontroler Stadia begitu saja, dimana kalian bisa menghubungkannya dengan Bluetooth untuk digunakan dengan hal yang lainnya. Dan untuk berita seputar dunia game lainnya bisa kalian dapatkan di YouTube, Instagram dan situs Share Button.