Gravity dan WEMADE Kena Denda karena Manipulasi Pull Rate di Gamenya

Raden Erlangga – Skandal manipulasi pull rate kembali mencuat di industri game Korea Selatan. Kali ini, dua nama besar jadi sorotan, Gravity, developer legendaris dari Ragnarok Online, dan WEMADE, studio di balik NIGHT CROWS.

Ragnarok Online di Steam

Menurut laporan dari Automaton, pada tanggal 21 April 2025, Komisi Perdagangan Adil Korea (Korean Fair Trade Commission/KFTC) resmi mengumumkan bahwa kedua perusahaan tersebut telah melanggar aturan transparansi dalam memasarkan item berbasis probabilitas, dan masing-masing dijatuhi denda sebesar 2,5 juta won (sekitar Rp 36 juta atau USD $1.756). Walaupun terdengar kecil untuk perusahaan besar, efek reputasinya bisa jauh lebih besar.

Manipulasi Pull Rate Bertahun-tahun

Menurut laporan resmi KFTC, pelanggaran Gravity berlangsung dari tahun 2017 hingga 2024, mencakup tiga item gacha yang populer di Ragnarok Online:

  • Costume Enchant Stone Box 32: Pull rate-nya diiklankan 1,8x hingga 8x lebih tinggi dari kenyataan.
  • Booster Amplifier: Peluang mendapat item langka diklaim 5x lebih besar dari drop rate asli.
  • Sealed Boss Card Quick Box: Drop rate komponen utamanya diam-diam diturunkan dari 2,5% menjadi 2,27%, tanpa pemberitahuan ke pemain.

Ragnarok Online di Steam

Night Crows APK Download for Android Free

Sementara itu, WEMADE diketahui telah melebih-lebihkan drop rate dari item Splendid Element Extraction of Harmony di game NIGHT CROWS. Angkanya berkisar 1,7 hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka sebenarnya.

Reaksi dan Tindakan Perusahaan

Untungnya, baik Gravity maupun WEMADE tidak bersikap defensif. Kedua perusahaan mengakui kesalahan, memperbaiki sistem drop rate, dan bahkan mengembalikan uang atau kompensasi kepada para pemain yang terdampak.

Berkat tindakan korektif ini, KFTC memutuskan untuk tidak menjatuhkan hukuman berat seperti penghentian operasional, dan cukup menjatuhkan denda ringan sebagai bentuk peringatan. Tapi jangan salah, ini bisa jadi awal dari pengawasan yang jauh lebih ketat.

Masalah Sistemik di Industri Game Korea

Kasus ini bukan hanya tentang dua perusahaan, tapi juga mencerminkan masalah sistemik di industri game Korea. KFTC mencatat bahwa sekitar 75% pendapatan perusahaan game Korea berasal dari sistem gacha dan lootbox. Angka yang sangat besar, dan membuat praktik manipulatif seperti ini berisiko tinggi merugikan konsumen.

Ragnarok Online on Steam

KFTC pun menyatakan bahwa mereka akan mengawasi lebih ketat praktik pemasaran berbasis probabilitas di industri game. Harapannya, perusahaan-perusahaan ini bisa lebih transparan dan adil dalam memberi informasi soal peluang mendapatkan item. Denda mungkin kecil, tapi dampak moral dan reputasinya besar. Skandal ini membuka kembali diskusi soal etika monetisasi dalam game, terutama di era di mana sistem gacha makin lazim, bahkan di game mobile anak-anak.

Jangan lupa follow semua media sosial Share Button Media buat selalu update di dunia dalam gaming!

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More