Rainbow Six Siege Ban Lebih Dari 90 Ribu Pemain Tahun Lalu

Service game, terutama game frist-person shooter, tentunya harus menghadapi berbagai ancaman dari para peretas terus-menerus yang merusak pengalaman bermain pemain lainnya. Banyak developer yang telah terbuka tentang usaha mereka untuk memerangi hal tersebut, dimana game seperti PUBG Mobile telah mengumumkan melakukan ban jutaan pemain secara rutin. Sedangkan Rainbow Six Siege dari Ubisoft tidak mengumbar angka yang besar, dimana belum lama ini pihak developer telah mengumumkan usaha mereka untuk mengatasi para cheater.

Game ini memiliki tiga pendekatan utama dalam mengurangi cheater, dilansir dari postingan blog developer Rainbow Six Siege yang dirilis pada 2 Februari kemarin, adalah meningkatkan deteksi, meningkatkan penghalang untuk mencegah cheat, dan mengurangi dampak cheat pada pemain lainnya. Tujuan dri postingan tersebut adalah memberikan gambaran dibalik layar bagaimana Ubisoft menangani para Cheater, namun dilaporkan juga bahwa mereka tidak bisa sepenuhnya memberitahu karena akan menghalangi usaha mereka.

Totalnya, terdapat sekitar 90 ribu pemain yang telah di ban pada tahun 2020 melalui data yang dibagikan oleh software pendeteksi, BattleEye, dimana 44,73 persen lebih banyak dibandingkan angka sebelumnya. Selain itu, terdapat 4500 pemain yang diban pada bulan Agustus sampai dengan Desember dengan menggunakan model pendeteksi yang menggunakan data baru yang berfungsi untuk menandakan akun lebih awal sehingga para developer dapat melakukan investigasi lebih lanjut. Meski tindakan ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan Call of Duty: Warzone yang melakukan ban pada 60 ribu cheater dalam satu gelombang, namun hal ini memperlihatkan usaha Ubisoft dalam melawan para cheater.

Untuk gamenya sendiri, Rainbow Six Siege, saat ini telah tersedia dan dapat kalian mainkan di PC, PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series

Sumber: Gamerant

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More