Raden Erlangga – Melalui video yang diunggah di channel Giant Bomb yang kembali ramai dibicarakan usai kesuksesan besar Clair Obscur: Expedition 33, Guillaume Broche menyatakan bahwa Final Fantasy VIII adalah game terbaik di seri Final Fantasy.
Itu adalah kalimat dari Broche saat mereka tengah menyusuri Tower Records bersama Tamoor Hussain dan tim Giant Bomb. Dan jujur saja, siapa pun yang tumbuh besar bersama Squall dan Gunblade-nya mungkin langsung merasa seperti menemukan sekutu sehidup-semati.
QTE Turn-Based ala Gunblade? Masuk Akal Banget
Saat Tamoor menyebut bahwa sistem pertarungan Expedition 33 mengingatkannya pada serangan Gunblade milik Squall di Final Fantasy VIII, semuanya terasa klop. Sistem “reactive turn-based” yang dipakai dalam Expedition 33, yang memadukan strategi turn-based klasik dengan elemen timing berbasis QTE (quick time event), mekanis ini terasa seperti evolusi dari mekanik R1 Gunblade yang legendaris.
Kalau kalian pernah memainkan FF8, kalian pasti ingat mekanik unik di mana saat Squall menyerang. Kamu bisa menekan R1 pada timing yang pas untuk mengaktifkan tembakan dari Gunblade dan menghasilkan damage ekstra. Mekanik ini bukan cuma sekadar gimmick; ia memberi rasa kepuasan kinetik yang jarang ditemui dalam JRPG saat itu, dan bahkan hingga sekarang.
Battle System Clair Obscur Aslinya Terinspirasi dari Lost Odyssey
Menariknya, Broche mengatakan bahwa inspirasi utama untuk sistem pertarungan Expedition 33 sebenarnya datang dari Lost Odyssey. Yaitu JRPG underrated buatan Mistwalker untuk Xbox 360. Dalam game itu, sistem serangannya juga menggunakan mekanik timing-based. Dengan lingkaran yang mengecil dan harus ditekan di saat yang tepat untuk menghasilkan serangan optimal.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa Lost Odyssey sendiri bisa jadi mengambil inspirasi dari FF8. Jadi, dalam satu atau dua generasi game, semangat Gunblade itu tetap hidup dan diwariskan.
Jangan lupa follow semua media sosial Share Button Media buat selalu update di dunia dalam gaming!
