Xbox Game Pass Awalnya Didesain Sebagai Layanan Rental

Berdasarkan sebuah interview baru dengan pihak Microsoft, disebutkan bahwa Xbox Game Pass memulai masa hidupnya sebagai sebuah layanan rental game.

Ketika berbicara dengan pihak GQ untuk merayakan ulantahun ke 20 dari Xbox, Sarah Bond, kepala dari ekosistem gaming Microsoft mengungkapkan bahwa proyek Game Pass awalnya memiliki codename “Arches,” yang dibumai sebagai sebuah layanan rental untuk video game.

Perubahan menjadi model berlangganan layaknya Netflix datang akibat perubahan dalam lifespan penjualan game, jelasnya.

“Sesuatu, seperti 75 persen dari pendapatan game digunakan untuk membuat dua bulan pertama perilisan…. saat ini berkembang lebih dari dua tahun.”

Selain itu, diungkapkan juga tim Xbox bertemu dengan penolakan ketika membawa konsep Game Pass kepada para publisher.

“Mereka seperti, ‘tidak mungkin, [Game Pass] akan mengurangi nilai game,” ujar Bond. Tim Xbox kemudian mulai melakukan eksperimen dengan game-game lama untuk meyakinkan para publisher.

Xbox Game Pass sendiri dirilis pada bulan Juni di tahun 2017, dan telah menjadi sebuah bisnis gaming utama Microsoft, dengan berhasil menarik lebih dari 18 juta pelanggan per bulan Januari tahun ini, dimana data tersebut berdasarkan figur terbaru yang diumumkan untuk publik.

Layanan ini menawarkan para pelanggannya akses ke lebih dari 100 game, termasuk seluruh game first-party ketika game tersebut dirilis, dengan harga 10 USD per bulan di konsol atau PC. Sedangkan para pelanggan bisa mengeluarkan uang sebesar 15 USD, agar bisa mengakses game-game yang ada di konsol, PC, dan perangkat mobile, termasuk melalui Xbox Cloud Gaming.

Sumber: VGC

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More