Google Diklaim Membayar 5,6 Triliun Rupiah Agar Activision Blizzard Tidak Membuat App Store Saingan
Google dikabarkan telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk mencegah perusahaan lain menghadirkan toko aplikasi yang berpotensi menjadi pesaing Google.
Dilansir dari sebuah dokumen gugatan pembuat Fortnite, Epic Games yang dilayangkan kepada Google pada tahun 2020 kemarin, disebutkan bahwa Google telah membayar Activision Blizzard sekitar 360 juta USD atau sekitar 5,6 triliun Rupiah selama tiga tahun. Google juga setuju untuk membayar studio League of Legends milik Tencent, Riot Games sekitar 30 juta USD selama satu tahun.
Namun pihak Activision Blizzard, melalui EVP Lulu Cheng Meservey mengatakan bahwa klaim yang dibuat oleh Epic salah, dengan menyebutkan bahwa Google tidak pernah meminta mereka atau menekan mereka.
Epic is accusing Activision Blizzard’s partner Google of paying us not to compete with them.
To be clear: that's false.
Google never asked us, pressured us, or made us agree not to compete with them – and we’ve already submitted documents and testimony disproving this nonsense.
— Lulu Cheng Meservey (@lulumeservey) November 17, 2022
Gugatan tersebut menuduh tindakan anti kompetitif yang dilakukan Google pada pasar pernagkat mobile, selain itu juga terdapat nama Nintendo dan Ubisoft dari 24 perusahaan lainnya yang diduga mendapatkan kompesasi untuk tidak berkompetisi dengan Google Play Store.
Selain itu gugatan ini juga mengklaim bahwa Google mempertimbangkan untuk mengakuisisi Epic Games agar bisa menghilangkan kompetisi dari pembuar Fortnite tersebut. Kemudian disebutkan juga bahwa Google telah berdiskusi untuk bekerja sama dengan Tencent yang memiliki kepemilikan sebesar 40% di Epic untuk mendapatkan kendali atas perusahaan tersebut, atau berencana untuk melakukan takeover.
Sumber: VGC