Luncurkan Situs dan Identitas Baru, Asosiasi Game Indonesia Siap Berkiprah di Industri Game Indonesia

Asosiasi Game Indonesia (AGI) memulai tahun 2020 dengan meluncurkan situs dan identitas barunya. Hal ini dilakukan agar AGI bisa memberikan kontribusi yang lebih maksimal terhadap pertumbuhan industri game Indonesia, sesuai dengan tagline yang diusung “Accelerating the Growth of the Indonesian Video Game Industry.”

“Asosiasi Game Indonesia awalnya banyak mengayomi berbagai sisi industri game sekaligus,” ungkap Cipto Adiguno, Presiden AGI terpilih periode 2019-2024. “Seiring waktu, pihak-pihak lain semakin menyadari pentingnya industri game dan bersamaan tanggung jawab AGI untuk mewakili kebutuhan semua pihak semakin berat. Dengan munculnya organisasi-organisasi baru di bidang game yang mewakili sisi masing-masing, AGI merasa dapat membuat perubahan lebih dengan memfokuskan diri.”

Rebranding ini menandakan pergeseran paradigma AGI dari mengayomi seluas-luasnya secara horizontal menjadi akselerasi seefektif dan seefisien mungkin secara vertikal, khususnya di bidang pembuatan (development) dan penerbitan (publishing) video game,” paparnya.

Peluncuran situs, logo dan identitas baru ini sendiri merupakan salah satu langkah awal dari kepengurusan AGI periode 2019-2024. Pelantikan pengurus AGI periode 2019-2024 sendiri sudah dilakukan pada Musyawarah Nasional (MUNAS) AGI 2019 yang digelar bersamaan dengan BEKRAF Game Prime 2019 bulan Juli 2019 lalu.

Sebagai Presiden AGI yang terpilih, Cipto pun sudah memilih jajaran pengurus AGI yang akan membantu menyelenggarakan program-program AGI selama lima tahun ke depan. Untuk Pengurus yang lain bisa kalian cek disini.

Sederet program sudah disiapkan oleh kepengurusan AGI tahun 2019-2024 ini mulai dari Business Development seperti program Archipelageek yang membawa para pelaku industri untuk berpartisipasi di acara-acara internasional seperti Gamescom dan Game Connection America; Talent Development seperti acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) yang pertama kali digelar November 2019 silam; hingga bantuan regulasi seperti klasifikasi rating game dalam Indonesia Game Rating System (IGRS).

“Saat ini industri video game di Indonesia memiliki masalah telur-ayam,” ungkap Cipto. “Industri ini relatif termasuk pemain baru, dan karena itu SDMnya belum optimal. Isu SDM ini menyebabkan kualitas produk masih sulit bersaing, yang akhirnya kurang menarik bagi pebisnis. Namun tanpa adanya pebisnis yang berinvestasi di industri ini, tidak ada peningkatan SDM.”

“Dalam 5 tahun ke depan kami berharap bisa “break the chain” — menyelesaikan setidaknya satu dari rantai masalah ini dan memulai pertumbuhan industri yang signifikan,” harapnya.

Situs AGI sendiri bukan hanya sebagai media informasi terkait aktivitas, program dan juga profil anggota saja. Situs ini juga menyediakan sistem pendaftaran bagi para pengembang dan penerbit game di Indonesia yang ingin menjadi anggota dan mendapatkan berbagai manfaatnya. Para pengembang dan penerbit game yang tertarik untuk menjadi anggota bisa langsung menuju ke situs resmi AGI (https://www.agi.or.id/membership) dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More