Metaverse Memiliki Minggu Yang Kurang Baik
Hampir satu tahun sejak Facebook berubah menjadi Meta, dan pendirinya, Mark Zuckerberg dan pihak perusahaan tengah mengadapi permasalahan yang cukup serius dari publik, media, dan sejumlah karyawannya mengenai masa depan Metaverse.
Kemarin, Meta secara resmi mengungkap headset Meta Quest Pro VR. Rig premium ini akan dihargai sebesar 1499.99 USD (sekitar 23 juta Rupiah), dan headset ini di desain secara spesifik untuk bekerja alih-alih untuk gaming. Dan seperti yang dibagikan oleh Zuckerberg dengan The Verge, Meta tengah menarget orang yang secara rutin melakukan upgrade PC mereka ke Quest Pro dengan menyebutkan bahwa “Pada dasarnya, ini adalah sebuah langkah ke seluruh 200 juta orang yang mendapatkan PC baru setiap tahun untuk melakukan pekerjaan di VR, selain bermain game, dan bersosialisasi serta yang lainnya.”
Salah satu langkah dari Zuckerberg dan Meta tampaknya berharap para pelanggan akan menggunakan headset VR mereka dalam Horizon Worlds, software virtual reality Meta yang menggunakan avatar untuk mereplikasi interaksi orang secara digital.
Untuk Horizon Worlds sendiri mungkin kalian mengenalnya karena sempat viral pada beberapa bulan kemarin ketika Zuckerberg membagikan sebuah selfie avatar digital miliknya dengan latar belakang menara Eiffel.
this looks like a 2002 Nintendo GameCube release called like “World Baby” https://t.co/9iyp5d2NnM
— Christopher Hooks (@cd_hooks) August 16, 2022
Hal ini tampaknya akan membuat Meta terguncang, karena The New York Times melaporkan bahwa karyawan meta berusaha untuk avatar Zuckerberg versi baru dengan kualitas yang lebih tinggi.
JIka tujuan utama Meta dengan Quest Pro adalah produktivitas, maka terdapat masalah besar. Menurut laporan terpisah tim Meta sendiri yang menangani Metaverse tidak menikmati penggunakaan ruang kerja VR.
Dalam sebuah catatan dari Vishal Shah, VP dari Metaverse, menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang tidak banyak menghabiskan waktu di Horizon. Yang menimbulkan pertanyaan mengapa mereka tidak menyukai produk yang yang mereka buat. “Jawaban sederhanya adalah, jika kami tidak menyukainya, bagaimana kami dapat berharap para pengguna kami menyukainya?”
Sumber: IGN