Sony Klaim Pelanggan Xbox Game Pass Capai 29 Juta Orang
Selagi Microsoft berusaha untuk membuat akuisisi Activision Blizzard mereka disetujui, pemerintah Inggris mulai melakukan investigasi mengenai kesepakatan tersebut. Dalam sebuah pernyataaan yang menunjukan kekhawatiran mengenai kompetisi yang ada di industri, Sony merilis observasi mereka sendiri mengenai kesepakatan terebut yang mengungkap sejumlah hal yang menarik mengenai Game Pass.
Respon resmi Sony yang ditemukan oleh @EvernbornSaga menguraikan kekhawatiran mereka atas kemampuan dan insentif Microsoft untuk mengurangi kompetisi yang ada saat ini dan dimasa depan dengan layanan berlangganan multi-game.
Sedangkan pada observasi Sony yang dirilis pada bulan Oktober kemarin mengklaim bahwa Game Pass memimpin jauh secara signifikan dibandingkan PlayStation Plus. Disebutkan bahwa Game Pass telah memiliki 29 juta pelanggan di Game Pass konsol dan Game Pass Ultimate, dan diperkirakan akan bertumbuh lagi. Sedangkan untuk PlayStation Plus yang memiliki tier memiliki jumlah yang lebih sedikit.
Klaim Sony mengenai 29 juta pelanggan Game Pass sendiri tidak sesuai denganlaporan Microsoft sebelumnya. Dimana @DomsPlaying, analis game industri mengabarkan di Twitter bahwa 29 juta pelanggan Game Pass lebih tinggi dibandingkan update terbaru Microsoft pada tahun ini yang menyebutkan 25 juta pelanggan.
The 29 million is not our current number (unless a forecast!). I think the citation is related to Microsoft’s dominance of the multi-game subscription market
In my GDC talk I showed this chart, which is what is being referenced https://t.co/ebXkPyJrNI pic.twitter.com/FJO5oi0qRj
— Piers Harding-Rolls (@PiersHR) November 23, 2022
Sony mengutip data dan analisis dari perusahaan Ampere Analysis, dan disebutkan bahasa Sony mengindikasikan bahwa Microsoft telah mencapai angka tersebut. Namun peneliti game Ampere Analysis Piers Harding-Rolls menyebutkan bahwa angka tersebut bukan angka saat itu, melainkan sebuah forecast. Referensi tersebut datang dari pembicaraan Harding-Rolls GDC pada masa depan layanan streaming.
Sumber: IGN