Zeus Faidan, Wonderkid Indonesia di PES League 2019
Zeus Faidan, Wonderkid Indonesia di PES League 2019
Pencinta game sepak bola, terutama Pro Evolution Soccer (2019), seluruh dunia terpaku pada kompetisi PES League 2019. Khusus di Indonesia, animo masyarakat gamer juga tersedot. Sebabnya tak lain karena Indonesia mengirimkan wakilnya pada kompetisi dunia ini. Salah satu wakil pada laga 1 on 1 adalah anak muda asal Bandung, Rizky Faidan yang memakai nama alias Zeus Faidan.
Kiprah tim Indonesia kali ini terbilang luar biasa. Sebelumnya di level Asia, pemain-pemain Indonesia sukses menyapu bersih gelar. Zeus Faidan sendiri mengalahkan Mayageka dari Jepang di final dengan skor 3-2. Sebelumnya ia sempat tertinggal 1-2 sebelum berbalik menyusul.
Kiprah pemain Indonesia di World Cup sendiri lumayan sukses. Di kategori Co-Op Indonesia berhasil masuk final meski harus kalah dari Tim Brasil.
Zeus Faidan, The Magician
Komentator pertandingan sempat menyebut Faidan sebagai Magician. Julukan itu pun diamini oleh berbagai penonton live di Youtube dari berbagai negara. Pasalnya, Faidan mencatatkan sebuah pertandingan paling epik dalam kompetisi ini.
Lolos sebagai juara grup dengan 2 kali menang dan 1 kali imbang, Faidan lolos ke 8 besar dan berhadapan dengan Henrykirinho. Sampai menit 80, Faidan tertinggal 2 gol. Dalam sepuluh menit berikutnya Faidan menyamakan kedudukan. Bahkan gol terakhirnya tepat di menit terakhir pertandingan!
Dalam babak tambahan waktu, Faidan berhasil membalikkan keadaan. Dua gol tambahan ia lesakkan membuat lawannya yang awalnya berteriak jadi terdiam.
Faidan disebut Magician karena seringkali tertinggal duluan dan membalikkan keadaan. Hebatnya Faidan seringkali mencetak gol di sepuluh menit terakhir pertandingan. Saat melawan Vietnam di level Asia Tenggara, Faidan juga tertinggal hingga menit 90. Di menit 91 Faidan mencetak gol dan berbalik menang lewat adu penalti.
Semifinal Melawan Juara Bertahan
Di semifinal, Faidan melawan juara bertahan asal Italia, Ettorito yang 6 tahun lebih tua. Ciri khas Ettorito adalah permainan cepat dan mencetak gol secepatnya. Dan itu terjadi.
Meski di babak kedua, Faidan lagi-lagi menunjukkan sihirnya dengan mendominasi permainan, nasib kali ini belum berpihak padanya. Keperkasaan kiper lawan berulang kali menepis harapannya. Faidan harus puas jadi semifinalis di debutnya, kalah 1-0 dari Ettorito. Ettorito pun mengacungkan jempol pada Faidan.
Dibandingkan pemain lainnya yang dilatih secara profesional bertahun-tahun, memang Faidan terlihat masih kalah dalam strategi permainan meski skill-nya sudah bisa disebut salah satu yang terbaik di dunia bersama Ettorito dan Usmakabyle yang keluar sebagai juara dunia 2019. Faidan juga kurang klinis di depan gawang.
Tapi jalan pemain profesional termuda se-Asia Tenggara ini masih panjang. Banyak yang memberi komentar, jika Faidan dalam kondisi terbaik, cara bermainnya paling enak dilihat. Kita tunggu di tahun ini.