Activision Sebut Kebijakan Zero-Tolerance Tidak Dapat Diterapkan Kepada CEO Bobby Kotick
Activision Blizzard dilaporkan telah mengabarkan karyawan mereka, bahwa mereka tidak memiliki bukti untuk mendukung klaim terbaru mengenai CEO Bobby Kotick, hal ini berarti kebijakan zero-tolerance yang belum lama ini diterapkan untuk perusahaan tersebut tidak dapat diaplikasikan kepada sang CEO.
Pada hari Selasa kemarin, sebuah laporan dari Wall Street Journal menuduh bahwa Kotick telah mengetahui beberapa tuduhan mengenai pelanggaran di Activision Blizzard dan juga bersalah secara pribadi karena telah melakukan tindakan yang tidak semestinya kepada beberapa karyawan wanita.
Diklaim, Kotick telah mengetahui tentang dugaan pemerkosaan terhadap mantan karyawan Sledgehammer Games oleh seorang supervisor pria di tahun 2016 dan 2017, dimana masalah tersebut ia sembunyikan dari para dewan Activision, dan Kotick secara pribadi menahan pemecatan mantan kepala studio Treyarch dan Bunting setelah veteran Call of Duty tersebut dituduh melakukan pelecehan seksual di tahun 2017.
Kotick juga dituduh meninggalkan pesan suara pada tahun 2006 dimana ia mengancam akan membunuh asistennya.
Dilansir dari pihak Game Developer, Activision Blizzard belum lama ini telah mengadakan pertemuan langsung pada hari Rabu kemarin di mana pimpinan perusahaan menjawab sejumlah pertanyaan dari para karyawan yang telah disaring sebelumnya mengikuti laporan WSJ.
Salah satu pertanyaan berbunyi apakah kebijakan zero-tolerance yang belum lama ini diperkenalkan oleh Activision Blizzard akan diaplikasikan kepada Kotick dengan mempertimbangkan tuduhan dari WSJ.
Sebagai tanggapan, karyawan yang melaporkan diberitahu bahwa Activision Blizzard tidak “memiliki bukti” atas klaim yang dibuat terhadap Kotick karena hal tersebut telah terjadi lebih dari 10 tahun yang lalu.
Activision Blizzard, CEO-nya, dan para dewannya telah mendapatkan berbagai kritik sejak laporan WSj terbit, termasuk seruan untuk meminta Kotick mundur.
Sumber: VGC