Apple Telah Menghapus Hampir 42,000 Game Sejauh Ini Di App Store China
Untuk memenuhi hukum China, Apple telah menghapus hampir 42,000 game dari App Store di China sejak 1 Juli karena aplikasi tersebut tidak memiliki lisensi layak.
Peneliti pasar – Niko Partners menemukan bahwa Apple telah menghapus 14,914 game pada Juli sebelum batas 31 Juli untuk memenuhi regulasi 2016 yang mengharuskan game untuk memiliki lisensi penerbitan (International Standar Book Number atau ISBN) untuk beroperasi di China. Lalu akhirnya Apple menghapus 26,815 game pada 1 Agustus.
Toko Android (yang dimiliki oleh perusahaan China) telah sepenuhnya mematuhi undang-undang ini, sementara Apple telah mengaktifkan beberapa game untuk beroperasi di toko tanpa ISBN yang diverifikasi. Untuk mematuhi peraturan tersebut berarti Apple harus menghapus game musim panas ini. Administrasi Pers dan Publikasi Nasional Tiongkok bertanggung jawab atas persetujuan tersebut, dan meninjau game untuk alasan seperti penyensoran atau kepatuhan dengan selera budaya Tionghoa terkait subjek yang tabu, seperti menghadirkan tengkorak di game.
Niko mengekspektasikan beberapa judul game yang tersisa tanpa lisensi mungkin akan dihapus di akhir Desember, pengamat Daniel Ahmad mengatakan di sebuah pesan. China menjadi pasar game mobile terbesar di dunia dengan 637 juta pemain dan mobile game iOS berhasil menghasilkan 12.6 miliar USD di 2019, sebut Niko.
China tergolong sangat lamban untuk menyetujui game baru dan dalam mengeluarkan lisensi. Jika regulator China masih terus melangkah dengan kecepatan yang sama, mereka akan menyetujui relatif angka yang kecil dari lisensi publikasi pada tahun ini.
Pengamat Niko Partners meninjau top game iOS di China ketika Apple membuat pengumuman pertama dan menemukan bahwa 97 dari top 100 game terlaris di App Store China memiliki ISBN yang legal. Perusahaan asing harus memiliki penerbit game China untuk mendapatkan ISBN dari Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China. Proses itu memakan waktu sekitar 80 hari kerja, menurut penerbit Cocos.
Sumber: Venture Beat