Bos Ubisoft Mengklaim Akan Tetap Menghadirkan NFTs

Setelah sebelumnya Ubisoft mengungkap teknologi blockchain baru mereka yang bernama Quartz, perusahaan tersebut mejelaskan bagaimana mereka berencana untuk menggunakannya di Ghost Recon: Breakpoint. Video yang menjelaskan Quartz tersebut telah diposting di YouTube dan mendapatkan banyak kritik. Ubisoft sendiri telah merilis sebuah kosmetik NFTs ke dalam Breakpoint, yang membutuhkan para pemain untuk bermain selama lebih dari 600 jam di dalam game untuk mendapatkannya. Kini, bos dari Ubisoft Yves Guillemot mengklaim bahwa teknologi NFTs akan tetap ada.

Guillemot telah menggelar sebuah video Q&A pada awal minggu kemarin untuk meyakinkan para developer Ubisoft bahwa NFTs merupakan permulaan, dan bahwa kontroversi yang muncul mirip dengan loot box dan microtransaction. Developer internal Ubisoft sendiri sangat skeptis dalam penggunaan NFTs, terutama tim yang mengerjakan Ghost Recon: Breakpoint. Developer di studio Ubisoft Paris khawatir mengenai dorongan untuk NFTs karena mereka telah menghabiskan dua tahun untuk memperbaiki game tersebut setelah perilisannya di tahun 2019. Menurut sebuah laporan komunitas yang dilihat oleh Kotaku, keuntungan yang diperoleh Breakpoint secara perlahan, kini telah turun dengan cepat berkat hadirnya NFTs.

Yves Guillemot kemudian dengan cepat mengambil tindakan, dan pergi ke studio Paris untuk berbicara dengan tim pengembang. Di sana ia meyakinkan para developer bahwa NFTs akan diterima seiringan dengan waktu seperti beberapa langkah kontroversi lainnya di industri game. Sejumlah karyawan khawatir bahwa penambahan hal seperti NFTs akan berlebihan dimana para pemain juga telah memperhatikan microtransaction serta XP booster Ubisoft.

Para developer di studio Paris menekan Guillemot untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak namun ia menolak, alih-alih ia hanya menggambarkan penggunaan NFTs di masa depan secara luas, sambil merujuk konsep metaverse dan Roblox. Para developer juga menyatakan bahwa mereka khawatir mengenai efek NFTs pada pekerjaan mereka.

Sumber: Gamerant, Kotaku

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More