Dev Rockstar Ditangkap di Kairo Saat Mengembangkan Agent
Meski pengembangan game mata-mata bernama Agent sangatlah tidak produktif, dengan trademark Agent akhirnya ditinggalkan pada bulan November tahun 2018, sebuah cerita dari awal pengembangan game tersebut muncul. Yang menceritakan bahwa developer dari Rockstar San Diego terlibat dalam sebuah insiden internasional. Sebelum game tersebut dipindahkan ke Rockstar North, San Diego telah mengerjakan versi awal dari game tersebut pada awal tahun 2000an.
Dilansir dari Blake Hester, dari Game Informer, sebagian dari Agent mengambil tempat di Kairo. Rockstar San Diego mengalami kekurangan refrensi terkait ibu kota Mesir tersebut, sehingga pihak studio mengirimkan tim ke Mesir untuk mengambil foto refrensi. Tim tersebut terdiri dari Charles Morrow, dan Darrell Gallagher. Selagi tim meneliti permasalahan hukum dalam pengambilan foto di Kairo, dan menyewa supir yang dapat menjadi penerjemah, mereka tidak siap menghadapi apa yang terjadi kepada mereka.
Awalnya, Sanabria dihadapkan pada situasi yang masih tidak berbahaya, dimana ia dipaksa untuk menghapus foto atas perintah polisi setempat. Tapi situasi terus memburuk ketika tim berkeliling Kairo, dimana tim ditahan sambil ditodong senjata, dan akhirnya Gallagher ditangkap di bandara, dan kemudian diinterogasi, sementara anggota tim lainnya ditahan sebagai tahanan rumah di hotel tempat mereka menginap.
Tim developer ini dituduh atas memfilmkan pornografi, yang tentunya hal tersebut ilegal di Mesir. Pemimpin royek Rockstar San Diego, Luis Gigliotti menelpon kedutaan besar AS di Kairo, ia mengatakan kepada Hester dalam sebuah interview: “Dan saya tidak akan pernah lupa, siapapun yang menjawab dari kedutaan besar, yang hanya mengatakan ‘Apakah kalian bodoh? Apa yang membutmu berpikir ini adalah ide yang bagus?'”
Tim pengembang ini kemudian mengalami permasalahan lain dengan isi laptop Morrow, yang ia pinjam dari ayahnya yang ahli onkologi ginekologi. Mereka akhirnya bisa kembali kerumah, namun Rockstar San Diego membatalkan perjalanan mereka ke St. Petersburg, Rusia setelah insiden ini.
Sumber: Gamerant