Google Dituntut Atas Klaim Layanan Stadia ‘Yang Berlebihan’
Google sepertinya merupakan salah satu perusahaan yang jika melakukan apapun, akan selalu menduduki posisi tertinggi di market. Namun, Google tetap mengalami beberapa kegagalan, salah satunya adalah Google Glass. Layanan Stadia dari perusahaan tersebut merupakan contoh yang lainnya, dan sepertinya Google mendapatkan sebuah masalah atas layanan tersebut.
Dilansir dari sebuah laporan belum lama ini, sebuah gugatan class action telah dilayangkan kepada Google oleh Jacqueline Shepherd, yang mengklaim bahwa layanan streaming Stadia telah berlebihan dalam mengungkap kualitasnya. Dilayangkan pada bulan November tahun lalu, gugatan tersebut menyebutkan bahwa Google telah menyesatkan pihak komunitas untuk “meningkatkan pendapatan,” menyebutkan bahwa Google telah melanggar hukum perlindungan konsumen dengan melakukan hal tersebut.
Gugatan tersebut mengklaim lebih jauh bahwa id Software sama-sama terlibat dalam menyesatkan konsumen dengan membuat pernyataan yang salah tentang resolusi Doom Eternal yang di port ke Stadia, kemudian menambahkan bahwa pihak developer dan publisher tidak memperbaiki informasi tersebut, dan terus menjual game tersebut di layanan streaming game ini.
Inti utama dari permasalahan ini, tampakanya, adalah pihak penggugat merasa Google bertindak tidak jujur dengan membuat layanan dari Google ini seolah-olah dapat memankan “semua game Stadia” pada resolusi 4K 60 FPS selama pengguna memiliki koneksi internet yang memadai.
Selain itu gugatan ini juga menuntut Google karena memposting tweet yang diunggah pada tahun 2019, yang mengatakan bahwa para gamer tidak perlu memiliki PC yang mampu menjalankan Red Dead Redemption 2 pada settingan tertinggi karena Stadia dapat menggantikannya. Google kemudian diduga menghapus tweet tersebu setelah “menyadari bahwa pernyataan tersebut palsu.” Ergo: Menurut gugatannya, Google sendiri sepertinya dengan sengaja mengakui bahwa Stadia tidak dapat menjalankan “semua” game pada resolusi 4K.
Sumber: Gamerant