Petinggi EA Sebut Pemimpin Yang Membiarkan Budaya Toxic Harus Pergi
Melalui DICE 2022, eksekutif Electronic Arts menyingung toksisitas yang ada di perusahaan game, dan terutama para pemimpin yang membiarkannya.
Meski secara langsung tidak menyebut Activision Blizzard, dimana saat ini sedang diselidiki oleh regulator mengenai penanganan pelecehan seksual serta penindasan yang terjadi di perusahaan tersebut, atau sang CEO Bobby Kotick, EVP EA, dan COO Laura Miele tampaknya menunjuk ke arah mereka pada saat berpidato pada hari Rabu kemarin.
“Mari kita hadapi itu, ada beberapa berita utama yangmengejutkan,” ujar Moele, yang telah bersama EA selama lebih dari 25 tahun dan sebelumnya berperan sebagai chief studio officer perusahaan tersebut. “Berbagai berita mengenai kelalaian, dan gugatan, semuanya berasal dari para pemimpin yang gagal menegakan standar yang kita harapkan.” Ia menambahkan, “perempuan telah dilecehkan, diintimidasi, dipinggirkan, ditahan dalam karier mereka, mendapat upah lebih sedikit. Ini adalah kisah nyata, dan terjadi di perusahaan-perusahaan dalam industri kita.”
Miele mengatakan bahwa “pemimpin-pemimpin yang tidak dapat menjalankan standar dasar harus pergi.”
Pada bulan November kemarin, sebuah laporan dari Wall Street Journal melaporkan bahwa Kotick sendiri sudah menyadari bahwa terdapat sejumlah tindakan pelecehan seksual yang terjadi di Activision Blizzard. Selain itu Kotick sendiri juga dituduh telah menganiaya sejumlah karyawan perrempuan, termasuk meninggalkan sebuah pesan suara di tahun 2006 dimana di dalamnya ia mengancam untuk membunuh seorang asisten.
Sumber: VGC