Scalper PS5 dan Xbox Series X Klaim Yang Ia Lakukan Adalah Mencetak Entrepreneur Muda
Pemilik layanan scalping mengklaim bahwa ia membantu menciptakan entrepreneur muda.
Jack Bayliss dari Aftermarket Arbitrage menjalankan sebuah layanan berlangganan, dimana para anggotanya membayarnya sebesar 30 pounds perbulan untuk mendapatkan informasi mengenai stok item baru yang berharga seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X.
Dengan subscriber sebanyak 1500, Bayliss mengklaim bahwa ia mendapatkan 45 ribu pounds atau sekitar 880 juta Rupiah per bulan dengan membantu orang lain untuk mmebeli item yang mereka inginkan dalam jumlah banyak, dan menjual lagi item tersebut dengan harga yang lebih tinggi, terkadang bahkan sebelum publik memiliki kesempatan untuk membelinya dengan harga resmi.
Namun, meski mengklaim bahwa ia “sangat selaras dengan moral compass” miliknya dan sadar bahwa terdapat pihak yang tidak dapat membeli konsol karena bisnisnya, ia mengatakan kepada Sky News bahwa ia yakin manfaat yang ia lakukan lebih besar dibandingkan kerugiannya.
“Saya bisa melihat sisi lain dari koin, area yang media dan masyarakat umum yang membenci kami, ‘scalpers’ [tidak melihat],” ujarnya.
“Bagi saya, memiliki PS5 atau sebuah Xbox bukanlah sebuah keperluan, itu barang mewah kan? Jika kalian bisa membayar 450 pound, mengeluarkan 100 pound tambahan seharusnya cukup kecil, jika kalian memiliki uang untuk membeli barang tersebut.”
“Benar, sejumlah pihak akan membayar 100 pound, namun apa yang tidak kalian pikirkan adalah anggota kami, mereka memiliki 30 konsol, mereka memperoleh 100 pound per konsol, Dan mereka membuat sebuah pendapatan bulananyang baik hanya dalam beberapa hari saja.”
bayliss mengklaim bahwa banyak dari anggotanya “sangat muda” dan ia membantu mereka membuat bisnis mereka sendiri.
“Apa yang mereka lakukan adalah menjadi entrepreneur, mereka keluar, membuat pendapatan sampingan, dan mereka melakukan yang 90% populasi tidak lakukan.”
Ia juga mengklaim bahwa hasil dari layanannya, untuk sejumlah anggota yang telah melakukan cukup scalping keluar dari pekerjaannya.
“Mereka menghabiskan waktu dengan keluarga, dengan anak-anak mereka,” ujarnya. “Kami bahkan memiliki anggota yang dapat merenovasi rumah mereka, membeli mobil baru untuk istri mereka, membeli mobil baru untuk mereka sendiri.
“Salah satu angota kami memiliki hutang judi 20 ribu pounds. Dan kami memasukannya. Ia telah bersama kami selama satu tahun, ia kini bebas dari hutang, dan ia telah menghasilkan, Saya pikir ia telah membuat uang yang cukup banyak.”
Jika klaim Bayliss benar, mereka juga menyoroti skala masalah scalping saat ini, jika sejumlah besar orang dapat mencari pendapatan hanya dari keuntungan dari reselling produk yang populer, hal ini mengindikasikan bahwa masalah ini telah tersebar luas.
Sumber: VGC