Square Enix Sebut Crystal Dynamics Tidak Cocok Dengan Game Marvel’s Avengers
Kepala dari Square Enix telah mengklaim bahwa Crystal Dymanics tidak cocok untuk Marvel’s Avengers, mengingat kurangnya pengalaman mereka dengan model game as a service.
Ketika berbicara kepada para pemegang saham dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam laporan tahunan perusahaan, presiden Yosuke Matsuda mengatakan bahwa Square Enix perlu belajar dari performa game yang “mengecewakan.”
Secara khusus, ia menyoroti bahwa pentingnya mencocokan studio pengembang dengan “desain game” yang sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan mereka.
Developer dari game Marvel’s Avenger, Crystal Dynamics dikenal sebagai studio yang berada di belakang game single-player, Tomb Raider, dan proyek mereka selanjutnya adalah sebuah kolaborasi dengan Xbox Game Studios untuk Perfect Dark.
“Marvel’s Avengers merupakan sebuah game ambisius untuk kami, karena kami mengambil model Gaas (Games as a Service),” ujar Matsuda.
“Kami telah melampaui berbagai variasi kesulitan yang tidak terduga dalam tahap terakhir pengembangan game tersebut, termasuk melakukan transisi ke work from home karena pandemi. Kami dapat mengatasi tantangan tersebut dan merilis game ini, namun sayangnya terbukti tidak sesukses yang kami inginkan.”
“Meski demikian, menggunakan model GaaS memperlihatkan masalah yang mungkin akan kami hadapi di pengembangan game selanjutnya seperti harus memilih desain game yang memilih atribut dan selera unik dari studio dan tim pengembang kami.”
“Meski tantangan baru yang kami tangani dengan game ini menunjukan hasil yang mengecewakan, kami yakin bahwa pendekatan GaaS akan semakin penting karena game menjadi lebih berorientasi pada layanan. Bagaimana kami menciptakan pengalaman baru dengan memasukan tren ini ke dalam desain game kami adalah pertanyaan kunci yang perlu kami jawab.”
Pada wawancara di taun 2019 dengan GamesBeat, Marsuda menjelaskan mengapa Crystal Dynamics cocok untuk Marvel’s Avengers. Yang menyebutkan bahwa Crystal Dynamics merupakan perusahaan yang membuat game dalam ranah action-adventure sehingga ia berpikir bahwa akan cocok dalam membuat game Marvel dengan menggunakan Avengers, yang merupakan game action.
Sumber: VGC