Valorant melakukan ban terhadap lebih dari 8000 cheaters pada masa closed beta
Lebih dari satu bulan sejak game shooter besutan Riot Games yakni Valorant, sukses meluncurkan fase closed beta-nya pada bulan April 2020, namun dibalik segala kesuksesan yang diraih tersebut, banyak juga para cheater yang bermunculan.
Salah satu anti-cheat developer dari Riot Games, yakni Philip Koskinas mengirimkan sebuah cuitan di Twitter dan mengungkapkan bahwa sejak perilisan closed beta dilakukan, sudah lebih dari 8.000 akun yang mendapat ban karena kedapatan menggunakan cheat saat bermain Valorant, angka ini sendiri sudah hampir mencapai 9.000 dimana hingga saat tweet itu dikirimkan, 8.873 akun telah mendapatkan ban.
Even though this is just closed beta, we've promised that we're going to be heavily committed to anti-cheat. This banwave is still only the beginning. We're going to ensure the highest standard of competitive integrity in VALORANT. https://t.co/EjxuYG0JEE
— Riot Vanguard (@RiotVanguard) May 12, 2020
Meskipun Valorant masih berada dalam tahap awal pengembangan, Riot berniat untuk mematikan hack dan segala tindakan kecurangan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari salah satu divisi Riot yang berfokuskan pada anti-cheat program, yakni Vanguard, dimana divisi tersebut dikritik terlalu giat dalam melakukan ban terhadap kegiatan mencurigakan, termasuk hal-hal lumrah seperti mengaktifkan kembali keyboard/mouse.
Pihak Polygon bahkan mencoba menghubungi Riot Games terkait hal ini, dan mendapatkan sebuah pernyataan yang menjelaskan bahwa ban yang dilakukan merupakan ban terhadap akun Valorant, termasuk hardware ban yang berdampak lebih besar, dan Riot tidak ingin memberikan detail lebih jauh.
Namun mereka menjamin bahwa, mereka akan terus melakukan ban terhadap seluruh cheater selama masa beta ini berlangsung dan saat peluncuran nantinya sebagai bentuk komitmen mereka sejak hari pertama game ini dibuat.
Sumber: Polygon