Bungie dan Riot Games, kedua developer yang berada dibelakang game Destiny 2 dan Valorant, harus berurusan dengan masalah kecurang dalam game first-person shooter mereka semenjak mereka merilisnya di PC. Tindakan kecurangan tersebut semakin buruk, dan para pemain yang memilih untuk bermain secara jujur dan adil sering kali terpojokan. Ketika mereka merasa sudah muak, maka mereka memutuskan untuk berhenti, dan bahkan menjelekan pihak developer.
Alhasil, Bungie dan Riot games kemudian memutuskan untuk bekerja sama dan menuntut distributor cheat paling besar untuk game mereka, Cameron Santos, dan perusahaan GatorCheats. GatorCheat, merupakan sebuah bisnis yang menjual cheat dengan kualitas tinggi, dan layanan untuk game-game yang paling populer di pasar. Bungie mengeluarkan cease and desist ke GatorCheats beberapa bulan yang lalu, namun menurut kuasa hukum Bungie, bisnis tersebut terus berlanjut.
Dengan demikian, Bungie dan Riot Games menggugat untuk meminta ganti rugi atas kerusaka yang diderita keduanya, dan meminta GatorCheats untuk menyerangkan semua keuntungan yang mereka hasilkan lewat software cheat mereka. Diperkirakan bahwa keuntungan tersebut mencapai puluhan atau ratusan ribu dollar. Gugatan tersebut juga meminta pengadilan untuk segera melakukan perintah permanent injunction terhadap Cameron Santos dan GatorCheats, yang akan menghentikan mereka dari mendistribusikan cheat dan juga men-support cheat yang sudah ada. Selain itu, gugatan tersebut juga meminta pihak pengadilan untuk menutup semua software GatorCheats diseluruh platform.
Sumber: Gamerant