Sony Mendapatkan Gugatan Class Action Karena PlayStation 5

Konsol PlayStation 5, meski dirilis di tengah kelangkaan chip, dan pandemi berhasil tetap terjual dengan angka yang tinggi. Namun konsol generasi selanjutnya dari Sony berhadapan dengan kontroversi dimana seorang pemain mengklaim bahwa Sony menyembunyikan sebuah kecacatan dalam sistem mereka.

Mendekati dua tahun sejak perilisannya, konsol PlayStation 5 telah mendapatkan berbagai pembaruan untuk memperbaiki berbagai macam permasalahan yang ada. Yang terbaru adalah sebuah update untuk menambahkan setting untuk mengatur mode latency untuk mengurangi lag.

Dalam sebuah gugatan class action yang dilayangkan, Christina Trejo menuduh Sony tidak mengungkap cacat sehingga menyebabkan konsol mati ketika memainkan game, yang mengakibatkan progress para pemain hilang. Gugatan tersebut menuduh bahwa Sony tidak hanya menyadari kesalahan tersebut, tetapi secara sadar menjual jutaan PS5 dengan masalah yang sama. Akibatnya, pengajuan ini meminta Sony untuk membayar ganti rugi sebagai hukuman atas hal tersebut.

Jika gugatan tersebut benar, maka sebagian besar dari pemilik PlayStation 5 seharusnya mengalami masalah ini, dan Sony tidak mengambil langkah untuk mengatasinya. Namun, laporan mengenai masalah ini sangat sedikit, dan meski PlayStation 5 dirilis dengan sejumlah masalah stabilitas, banyak dari masalah tersebut telah diperbaiki oleh Sony melalui sejumlah update pada sistem mereka. Sejumlah game tertentu juga dapat membuat masalah, namun biasanya, game-game tersebut juga mendapatkan perbaikan. Untuk sebuah masalah yang masih terus ada setelah mendapatkan berbagai update tampaknya terdengar tidak mungkin, namun masih mungkin bahwa update belakangan ini memunculkan masalah.

Terlepas dari masalah ini, PS5 sendiri memiliki performa penjualan yang cukup baik, dimana Sony memprediksikan pada tahun 2024 penjualan konsol PlayStation 5 akan mengalahkan PlayStation 4.

Sumber: Gamerant

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More