Treyarch Sebut Tidak Ada Tempat Untuk Seksisme, Rasisme, dan Penindasan Dibudaya Mereka

Studio Call of Duty: Vanguard, Treyarch belum lama ini telah memberikan sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa budaya mereka “tidak memiliki ruang” untuk tindakan seksisme, rasisme, dan penindasan setelah berbulan-bulan laporan mengenai budaya toxic yang mencakup keseluruhan Activision Blizzard. Berikut pernyataan lengkap dari Treyarch.

Tujuan kami sebagai sebuah studio adalah membuat game yang luar biasa untuk dinikmati dunia. Memiliki hak istimewa untuk mengejar usaha ini dimungkinkan karena orang-orang Treyarch: kami adalah studio yang terdiri dari profesional kreatif kelas dunia yang cerdas, berbakat, yang berusaha untuk melakukan yang terbaik. Budaya kami tidak memiliki ruang untuk seksisme, pelecehan, rasisme, kefanatikan, diskriminasi, atau penindasan. Selagi kami melangkah maju, menghadirkan sebuah lingkungan kerja yang aman, beragam, dan inklusif sehingga semua dapat berkembang akan menjadi prioritas utama kami. Semua orang di Treyarch tertarik pada pengembangan game karena kami memiliki kecintaan yang mendalam pada seni video game, dan sihir yang bisa membuat momen penting. Hal ini adalah momen yang penting dan dimulai dengan menjadi lebih baik.

Pernyataan tersebut datang beberapa bulan setelah gugatan yang dilayangkan oleh negara bagian California mengenai budaya toxic di Activision Blizzard. Sejak saat itu, mulai berbagai laporan mengenai budaya toxic, seksisme mulai bermunculan, termasuk tuduhan kepada mantan kepala studio Treyarch Dan Bunting, mengenai pelecehan seksual kepada seorang karyawan perempuan di tahun 2017. Ia kemudian akhirnya meninggalkan studio.

Sumber: IGN

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More