EA Meminta Maaf Atas Akun FIFA Yang Diambil Alih, Janji Tingkatkan Keamanan

Electronic Arts belum lama ini melakukan konfirmasi mengenai serentetan kejadian akun FIFA yang diambil alih baru-baru ini.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, sejumlah streamer ternama, dan trader FIFA Ultimate Team menyadari akun mereka telah disusupi dalam beberapa minggu terakhir ini, dimana koin dan pemain di akun mereka telah dikosongkan.

Diklaim bahwa dengan semudah memberiukan sebuah gamertag atau PSN ID yang berasosiasi dengan sebuah akun EA, hacker dapat membujuk live chat EA Help advisor untuk memberikan atau mengubah alamat email dari akun yang terasosiasi tersebut, dan kemudian mereset password.

Setelah menyelidiki masalah tersebut, pada hari Selasa kemarin EA mengkonfirmasi bahwa terdapat “kurang dari 50” akun yang telah diambil alih.

“Memanfaatkan ancaman dan metode ‘rekayasa sosial’ lainnya, individu yang bertindak jahat dapat mengeksploitasi human error dalam tim customer kami yang berpengalaman, dan melewati otentifikasi dua langkah untuk mendapatkan akses ke akun pemain lainnya,” ujarnya.

“Kami saat ini tengah bekerja keras untuk mengidentifikasi pemilik akun yang sah untuk memulihkan akses ke akun mereka, dan konten di dalamnya, dan pemain yang terkena dampak akan segera mendapatkan tanggapan dari tim kami. Penyelidikan yang kami lakukan masih berlangsung, karena kami melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada setiap klaim dari permintaan perubahan email yang mencurigakan, dan laporan mengenai akun yang telah disusupi.”

EA kemudian mengatakan bahwa semua staff yang membantu EA Account akan mendapatkan latihan tambahan, langkah tambahan untuk proses verifikasi kepemilikan akun akan ditambahkan, dan software customer experience EA akan di perbarui dengan fitur keamanan tambahan.

EA juga mengatakan bahwa tindakan tersebut akan membuat waktu tunggu customer lebih panjang.

Sumber: VGC

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More