CEO Take-Two Sebut Game Play-to-Earn Saat Ini Tidak Menghibur

CEO dari Take-Two, Strauss Zelnick biasanya menyuarakan gabungan antara rasa ingin tahu dan kehati-hatian mengenai tren baru dalam industri game, dan sejauh ini, pandangannya mengenai blockchain dan NFT tidak terlalu berbeda.

Sebelumnya, Zelnick telah menunjukan ketertarikannya pada blockchain sebagai sebuah teknologi, namun berpikir bahwa penggunaannya untuk cryptocurrency dan NFT berada di ranah spekulasi. Dan setelah melalui kuartal tahun fiskal, pandangannya terhadap hal tersebut tidak berubah, meski minap perusahaan pada teknologi tersebut telah bertumbuh.

Take-Two sendiri mengumumkan keinginnanya untuk mengakuisisi Zynga pada bulan Januari kemarin, dan bersamaan dengan itu mengumumkan ketertarikan dalam NFT, dan belum lama ini telah memperkerjakan seorang VP blockchain gaming. Ketika berbicara dengan IGN pada saat laporan keuangan kuartal ketiganya, Zelnick menegaskan bahwa ia tidak terlalu tertarik pada spekulasi, dan mengatakan bahwa beberapa hal tersebut dapat berakhir buruk.

Namun, ia menunjukan optimisme mengenai peluang dalam ranah tersebut. Ia mengatakan bahwa banyak sekali talenta industri yang bergerak ke ranah blockchain, dan “dimana terdapat talenta, disana market mengikuti.”

Perusahaan AAA lainnya seperti Take-Two juga optimis, dengan Square Enix, EA, Sega, Epic Games, dan Konami menunjukan ketertarikan mereka. Pihak IGN bertanya apakah pandangan Zelnick pada blockchain dan NFT telah berubah mengingat hal yang terjadi pada Stalker 2 dan Worms dari Team17.

“Hal ini terungkap persis seperti yang saya bayangkan, yaitu ketika semuanya meningkt, orang-orang menjadi bersemangat,” jawabnya. “Ketika mulai menurun… kemudian terdapat beberapa orang yang mulai mengatakan, ‘Woah, ini bukan yang kami perkirakan. Ini bukanlah pengalaman hiburan, ini adalah hal yang lain.’ Dan pandangan saya adalah jika hal tersebut merupakan sebuah pengalaman hiburan, lagi, kalian pasti ingin memastikan bahwa para pelanggan akan mendapatkan nilai lebih dari yang mereka bayar, selalu. Dan jika hal tersebut bukanlah sebuah pengalaman hiburan, maka itu adalah sebuah pengalaman berjudi, dan hal tersebut harus diregulasi, dan harus transparan,” ujar Zelnick.

“Dan sejauh ini, game play-to-earn tidak diantara keduanya. Game tersebut tidak terlalu menghibur, dan tidak diatur dan juga ekonominya tidak transaparan. Saya pikir konsumen memiliki perasaan yang dapat diprediksi mengenai hal tersebut, tidak ada yang mengagetkan untuk saya. Namun, jangan mempertanyakan teknologi yang mendasarinya hanya karena sejauh ini ekspresi teknologi tersebut berada di dalam spekulasi. Spekulasi selalu berakhir, teknologi itu akan tetap ada. Dan semua yang tergantung dengan apa yang kalian lakukan dengan itu. Saya tetap optimis bahwa ada banyak hal yang menarik yang dapat dilakukan dengan itu.”

Sumber: IGN

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More