Dev CDPR: Game Triple A Sudah Mencapai Batasnya Dan Tinggal Tunggu Hancur

Kalian yang mengikuti perkembangan industri game dan sudah cukup lama di dalamnya mungkin pernah berpikir mengapa harga dari sebuah game kian hari semakin mahal, dan semakin jarang melihat game triple A yang ramah dikantong kecuali game itu sudah berumur dan mendapatkan diskon besar seperti yang biasanya terjadi di Steam. Kenaikan harga yang kian mahal ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh kalian loh, para developer game senior dari studio ternama juga merasakannya dan mereka membahas bagaimana masa depan game triple A, dan tampaknya mereka satu suara akan hal itu, yakni suram.

Seperti yang diketahui pengembangan sebuah game triple A saat ini membutuhkan dana yang besar dan waktu yang panjang meski telah menggunakan ratusan orang serta tingkat kompleksitasnya yang tinggi, ditambah ekspektasi dari para gamer. Pawel Sasko selaku Quest Director Witcher 3 dan Cyberpunk 2077 mengambil contoh ini menggunakan game terbarunya yang sempat mengalami berbagai macam permasalalhan performa dan juga bug saat dirilis. CDPR juga harus bekerja lebih dari 100 jam dalam satu minggu agar bisa merilis game itu tepat waktu.

Mantan Creative Director dari Dragon Age, Mike Laidlaw mengatakan kalau mengendalikan ekspektasi para gamer adalah sebuah tantangan utama, terutama jika game yang akan dihadirkan adalah game RPG sinematik yang tentunya akan dibandingkan dengan game-game lainnya, terkhusus Naughty Dog atau Cyberpunk.

Dev CDPR: Game Triple A Sudah Mencapai Batasnya Dan Tinggal Tunggu Hancur

Diskusi ini sendiri awalnya muncul setelah PC Gamer membuat artikel berjudul “RPG Sinematik Bergaya BioWare Sudah Mati, Hanya Belum Disadari”  yang pada wawancara terbaru Sasko mengatakan bahwa mayoritas developer setuju akan hal yang dibahas, dan menurutnya mengenai game triple A sudah mencapai batasnya dan tinggal tunggu hancur.

Apakah AI Akan Menjadi Jawaban?

Melihat perkembangan Artificial Intelligent belakangan ini tentunya memunculkan pertanyaan, terutama setelah mendengar pendapat dari para veteran developer mengenai apakah AI nantinya akan menjadi jawaban untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk para developer?

Jika melihat pendapat dari Shuhei Yoshida dalam wawancara dengan The Guardian, ia menyebutkan kalau AI adalah sebuah alat bukan ancaman, dan seharusnya para developer bisa beradaptasi untuk menggunakannya secara efektif, yang nantinya akan memberikan dampak yang positif pada pengembangan game.


Bagaimana menurut kalian mengenai keadaan game triple A saat ini? Apakah Artifical Intelligent akan menjadi jawaban untuk pengurangan biaya yang semakin besar?

Dan untuk berita seputar dunia game lainnya bisa kalian dapatkan di YouTube, Instagram dan situs Share Button.

 

Sumber: Gamerant, PC Gamer

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More