Dev Jelaskan Mengapa Bayonetta 3 Memakan Waktu Yang Lama Untuk Dikembangkan

Dalam sebuah wawancara dengan developer penting PlatinumGames akhirnya mengungkapkan periode pengembangan Bayonetta 3 yang panjang. Meski awalnya game ini diumumkan pada tahun 2017 kemarin, para gamer tidak mendapatkan informasi baru apapun hingga tahun 2021, bersamaan dengan trailer yang mengkonfirmasi bahwa game tersebut akan tiba pada tahun 2022 ini. Meski sikulus pengembangan untuk game ini yang membuat sejumlah gamer khawatir, Bayonetta 3 tetap berhasil dirilis dengan sukses.

Pengembangan tersebu di diskusikan dalam sebuah wawancara terbaru antara Famitsu dan PlatinumGames, termasuk sejumlah orang penting seperti Hideki Kamiya, Yuji Nakao, Yusuke Miyata, dan Makoto Okazaki. Dilansir wawancara tersebut, rencana untuk Bayonetta 3 tidak berjalan sesuai dengan rencana, bukan karena terdapat masalah dengan pihak developer namun jumlah konten yang ingin dihadirkan oleh pihak developer dalam game tersebut.

Nakao menyebutkan bahw abukan karena tim pengembang tidak dapat menemukan gameplay seperti apa yang ingin mereka hadirkan, namun mereka ingin menambahkan konten dari yang sudah ada. Hal ini termasuk mekanisme gameplay baru, yang membuat Bayonetta 3 terlambat. Miyata juga menyebutkan bahwa Kamiya dan developer lainnya mendapatkan pertanyaan apakah mereka terlalu menambahkan konten terlalu banyak ke dalam game tersebut, namun tim developer menghiraukan kekhawatiran tersebut.

Salah satu bagian spesifik yang ingin ditambahkan adalah demon slave, dimana Kamiya mencatat bahwa mereka hany perlu menambahkan lima untuk gameplay dasar, sedangakan Miyao ingin menambah setidaknya sepuluh yang dapat di summon oleh para pemain. Miyao kemudian menjelaskan bahwa jumlah demon yang dapat di summon tidak masuk akal, dan mereka harus melakukan penyesuaian antara demon baru dan demon lama dari game sebelumnya.

Sumber: Gamerant

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More