Paradox Interactive Dituduh ‘Diam’ Mengenai Diskriminasi Gender

Sebuah survei karyawan yang dilakukan serikat pekerja yang dilakukan di Paradox Interactive pada bulan Agustus kemarin dilaporkan menuduh kreator dari Crusader Kings karena menciptakan sebuah “budaya diam” mengenai penganiayaan, dan diskriminasi gender di perusahaan.

Publikasi asal Swedia, Breakit (seperti yang dilaporkan oleh GamesIndustry.biz) melaporkan bahwa hanya setengah dari responden survei yang dipimpin oleh serikat merasa bahwa mereka telah mengalami “penganiayaan” di perusahaan. Definisi penganiayaan dalam konteks ini belum ditetapkan secara terbuka.

Dilansir dari Breakit, 44% dari 133 orang yang turut serta mengisi survei tersebut menjawab bahwa mereka telah mengalami penganiayaan di Paradox. Laporan tersebut menyatakan bahwa meski perempuan hanya terdiri dari sekitar seperempat responden, 69% karyawan perempuan yang mengikuti survey ini mengatakan bahwa mereka pernah mengalami perlakuakn kasar selama bekerja di sana. Selain itu, sekitar sepertiga karyawan laki-laki juga mengaku pernah mengalami penganiayaan.

Selain itu, Breakit juga menyebutkan bahwa serikat pekerja menyimpulkan laporan dengan mengatakan, “Perlakuan ofensif adalah masalah sistematis dan terlalu umum di Paradox.” Artikel tersebut kemudian mengatakan bahwa para karyawan di perusahaan tersebut merasa terdapat sebuah “buaya diam” di publisher, dan hanya beberapa karyawan yang mengalami perlakuan kasar merasa seolah-olah masalah tersebut telah ditangani dan diselesaikan dengan tepat di tahap selanjutnya.

Mengikuti berita ini, Paradox sendiri telah mengeluarkan sebuah pernyataan kepada Eurogamer dimana mereka mengakui bahwa mereka “mengetahui survei yang dilakukan di dalam perusahaan” dan bahwa hasil survey tersebut “jelas tidak memuaskan.”

Sumber: IGN

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More