Ubisoft Klaim Budaya Tempat Kerja Mereka ‘Tidak Seburuk Blizzard’

Ubisoft merupakan sebuah perusahaan besar dalam industri video game, dengan sebuah katalog yang berisikan berbagai game yang populer dan berkesan, seperti Assassin’s Creed, Far Cry, Prince of Persia, dan Tom Clancy’s Rainbow Six. Namun, meski pustaka game perusahaan tersebut besar, beragam, dan sukses, tampaknya hal tersebut tidak secerah pekerja yang ada di perusahaan tersebut. Belum lama ini perekrut Ubisoft membalas kritikan kepada perusahaannya dengan menyatakan bahwa budaya di tempat kerja mereka tidak seburuk Blizzard.

Dilaporkan, Ubisoft sebelumnya telah salah menangani sejumlah laporan mengenai pelecehan seksual, membuat Ubisoft harus mengubah proses HR mereka agar menjadi lebih baik dalam menangkap masalah seperti itu. Dan rupanya, perusahaan berusaha berfokus menangani pelecehan sebelum hal tersebut terjadi.

Akun Twitter, yang sebelumnya merupakan Lead Design di Reflector, belum lama ini membagikan sebuah anekdot yang berisikan percakapan dirinya dengan perekrut Ubisoft. Dilansir dari akun Twitter yang bernama accent, prekrut tersebut menanyakannya apa yang dapat meyakinkannya untuk tetap berada di Ubisoft selama lima tahun atau lebih. Accent membalas bahwa Ubisof harus menjadi tempat kerja yang lebih baik dan aman dimana perubahan budaya global dimulai dari atas, yang kemudian di balas oleh perekrut “Setidaknya, uh, tidak seburuk Blizzard!”

Ubisoft sendiri telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi toxicity di tempat kerja, termasuk memperkerjakan Anika Grant, mantan kepala HR di Uber, untuk berperan sebagai Chief People Officer yang baru di Ubisoft. Namun, agar bisa membuat citranya membaik di mata karyawan potensial seperti accent mungkin memerlukan transformasi menyeluruh pada budaya kerja Ubisoft.

Sumber: Gamerant

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More